LABORATORIUM
TEKNOLOGI SOLID
JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES RI MAKASSAR
PRAKTIKUM II
Pembuatan
Suppositoria
Paracetamol dengan Basis Oleum Cacao
DISUSUN
OLEH :
NAMA : Arinil
Hidayah (
PO.713251141103 )
Finelya
BL (
PO.713251141113 )
Lulu
Qoniah (
PO.713251141123 )
Nurhadianty
T. ( PO.713251141132 )
Risqah
Nurul Akhsan ( PO.713251141140 )
Waode
Sri Haryati Putri ( PO.713251141148 )
Kelompok/Kelas :
II/ II.C1
Hari/Tanggal
Praktikum : Rabu, 06 April 2016
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES RI MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Farmasi merupakan sistem
pengetahuan yang mengupayakan dan menyelenggrakan jasa kesehatan dengan
melibatkan dirinya dalam memperluas,menghasilkan dan mengembangkan pengetahuan
tentang obat dalam arti luas serta efek dan pengaruh obat terhadap hewan dan
manusia.Dari semua cabang ilmu profesi farmasi bertujuan untuk menetapkan
racikan obat yang rasional.Untuk mempelajari cara peracikan obat ini,ditentukan
salah satu mata kuliah yang wajib dilingkungan farmasi yaitu teknologi sediaan
farmasi,salah satu sediaan yang dipelajari dalam mata kuliah ini adalah
suppositoria.
Suppositoria merupakan salah satu
bentuk sediaan yang jarang dijumpai di farmasi.Kebanyakan orang lebih memilih
obat yang dikonsumsi secara oral karena difikir lebih aman dan
praktis.Dibanding dengan sediaan suppositoria yang penggunaannya tidak melalui
organ pencernaan.Namun suppositoria memiliki beberapa fungsi yang tidak
dimiliki oleh sediaan oral pada umumnya seperti suppositoria tidak dapat
dirusak oleh enzim pada sistem pencernaan,suppositoria juga dapat bertindak
sebagai pelindung jaringan setempat dan pembawa zat terapeutik yang bersifat
sistemik.Ketika bahan obat disuntikkan dalam bentuk suppositoria dapat
menghasilkan obat terpeutik setelah waktu lama.
Paracetamol merupakn obat yang
paling laku dan paling banyak dikonsumsi orang dan menjadi obat yang populer umtul
menurunkan suhu tubuh.Selain itu dapat juga digunakan untuk menghilangkan rasa
sakit.Penggunaan paracetamol selain peroral sebelumnya dimaksudkan hanya untuk
keadaan tertentu,dimana pasien tidak sadar tidak bisa menelan atau sering
muntah-muntah.Penggunaan paracetamol melalui rectal pada umumnya dilakukan di
RS untuk pembedahan pada bayi.Pada lapran kali ini akan dibahas mengenai
pembuatan sediaan suppositoria paracetamol dengan basis oleum cacao.
B.
Tujuan
Percobaan
Untuk mengetahui bagaimana prinsip
pembuatan sediaan solid suppositoria
C.
Manfaat
Percobaan
Untuk mengetahui bagaimana cara
membuat sediaan solid yaitu suppositoria paracetamol dengan basis oleum cacao
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Teori
Umum
Suppositoria adalah sediaan padat
dalam berbagai bobot dan bentuk yang diberikan melalui rektal,vaginal,uretra.Umumnya
meleleh,melunak atau melarut pada suhu tubuh (Depkes RI).
Suppositoria dapat bertindak
sebagai pelindung jaringan setempat sebagai pembawa zat terapeutik yang
bersifat lokal dan sistemik.Bhan dasar suppositoria yang digunakan adalah lemak
coklat,gliserin tergliserinasi,minyak nabati terhidrogenasi,campuran
polietilenglikol berbagai bobot molekul dan ester asam lemak propilenglikol
(Depkes RI 1995).
Keuntungan
suppositoria (Lachman 2008)
Ø Dapat
menghindari terjadinya iritasi lambung
Ø Dapat
menghindari kerusakan obat oleh enzim
dan asam lambung
Ø Obat dapat masuk langsung kedalam saluran darah
sehingga obat memilki efek yang lebih cepat dari pada penggunaan oleum cacao
sebagai basis.
Ø Dapat
menjadi tengik pada penyimpanan yang lama.
Oleum cacao merupakan trigliserida
dari asal oleat,asam stearat,asam folufat,berwarna putih kekuningan,padat
seperti cokelat,dan meleleh pada suhu 310-340 C.Karena mudah berbau
tengik,harus disimpan dalam wadah sejuk,kering,terlindung dari cahaya (Syamsuni, 2005).
Oleum cacao dapat menimbulkan
polimerfisme dari bentuk kristalnya pada pemanasan tinggi.Diatas titik
leburnya,oleum caco akan meleleh sempurna seperti minyak dan akan kehilangan
inti kristal stabil yang berguna untuk membentuk kristalnya kembali.Bentuk-bentuk
kristal oleum cacao adalah bentuk α,bentuk β dan bentuk γ (Syamsuni,
2005)
Lemak coklat akan meleleh pada suhu
tubuh dan tidak dicampurkan denhgan cairan tubuh oleh karena itu dapat
menghambat difusi obat yang larut dalam lemak pada tempat yang diobati
suppositoria dengan bahan dasar lemak coklat dapat dibuat dengan mencampur
bahan obat yang dihaluskan kedalam minyak lemak pada suhu kamar dan massa yang
dihasilkan dibuat dalam bentuk yang sesuai dengan cara melebur minyak lemak
dengan obat debiarkan sampai dingin dedalam cetakan (Syamsuni, 2005).
Paracetamol derivat-asetanilida ini
adalah metabolik dan fenasetin yang dahulu banyak digunakan tetapi pada tahun
1978 telah ditarik dari peredaran karena efek sampingnya (nefroksisitas dan
karsinogen).Khasiat analgetik dianggap sebagai obat antinyeri dan antipiretika
tetapi tidak antiradang.Dewasa ini pada umumnya dianggap sebagai antinyeri yang
paling aman juga untuk pengobatan
mandiri (DOP,
2015).
Resorpsinya
dari usus cepat dan prolitis tuntas,secara rectal lebih lambat pp-nya,Ca 25 %
plasma -1 ½-nya 1-4 jam.Antara kadar dan dan efeknya tidak ada hubungan.Dosis
untuk nyeri dan demam pada penggunaan rectal yaitu 20 mg/kg setiap kali,dewasa
dd 0,5-1 g,anak-anak usia 3-12 bulan:2-3 dd 120 mg,1-4 tahun :2-3 dd 24- mg,4-6
tahun:240 mg dan 7-12 tahun:2-3 dd 0,5 g.
B.
Uraian
Bahan
1. Paracetamol
(FI Edisi II hal 37)
Nama
resmi : ACETAMINOPHENUM
Nama
lain : Acetaminofen, Paracetamol.
Rumus
molekul : C8H9NO2
Pemerian : Hablur
atau serbuk hablur putih,tidak berbau:rasa pahit
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian
air,dalam 7 bagian etanol (95 %) P dalam 13 bagian aseton P,dalam 40 bagian
gliserol p dan 9 bagian propilenglikol P.Larut dalam larutan alkali hidroksida.
2. Cera
Flava (FI edisi III hal 40)
Nama
resmi : CERA
FLAVA
Nama
lain : Malam
kuning
Pemerian : Zat
padat,coklat kekuningan bau enak seperti madu,agak rapuh jika dingin:menjadi
elastic jika hangat dan bekas patahan buram dan berbutir-butir.
Kelarutan : Praktis
tidak larut dalam air,sukar larut dalam etanol, (95 %) p:larut dalam kloroform
p:dala eter p hangat dalam minyak lemak dan minyak atsiri.
Penyimpanan : Dalam
wadah tertutup baik
K/P : Zat
tambahan
3. Oleum
Cacao
Nama
resmi : OLEUM
CACAO
Nama
Lain : Lemak
coklat
Pemerian : Lemak
padat,putih kekuningan,bau khas aromatic, rasa khas lemak:agak rapuh.
Kelarutan : Sukar
larut dalam etanol (95 %):mudah larut dalam kloroform p: dalam eter p dan dalam
eter minyak tanah p.
K/P : Zat
tambahan
BAB III
METODE KERJA
A.
Alat
dan Bahan
1. Alat
yang digunakan
a. Batang
pengaduk
b. Cawan
porselin
c. Cetakan
suppositoria
d. Gelas
arloji
e. Kulkas
f. Penangas
air
g. Sendok
porselin
h. Timbangan
analitik
2. Bahan
yang digunakan
a. Cera
flava
b. Oleum
cacao
c. Paracetamol
B. Perhitungan
1.
Menggunakan
metode paddock/density faktor
·
Berat
normal suppo : 8 x 3,92 g = 31,36 g
·
Paracetamol :
8 x 250 mg
= 2 g
·
Nilai
tukar paracetamol : =
1,84 g
·
Basis : 31,36 g - 1,84
g = 29,52 g
Cera flava :
5 % X 29,52 g = 1,476
g
Ol.Cacao :
29,52 g -1,476 g = 28,044
g
2.
Menggunakan
metode nilai tukar
·
Berat
normal suppo : 8 x 3,92 g = 31,36 g
·
Paracetamol :
8 x 250 mg
= 2 g
·
Nilai
tukar paracetamol : 2 g x 0,921 g = 1,84 g
·
Basis : 31,36 g -1,84
g = 29,52 g
Cera
flava : 5
% X 29,52 g = 1,476
g
Ol.Cacao :
29,52 g - 1,476 g = 28,044 g
C.
Cara
Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditimbang
paracetamol 2 g ditambahkan
1/3 oleum cacao
lalu digerus ad homogen.
3. Ditimbang 1,476 cera flava lalu Dilebur diatas penangas
setelah lebur ditambahkan 2/3 oleum cacao diaduk ad homogen. (campuran II)
4. Diturunkan campuan II dari penangas lalu ditambahkan
campuran I aduk ad homogen, selagi masih mencair dimasukkan
kedalam 1 buah cetakan.
5. Dinginkan,diratakan,lalu dikemas.
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Data
Pengamatan
Suppo
yang dibuat
|
Suppo
yang jadi
|
Berat
8 suppo
|
Berat
tiap suppo
|
Penyimapangan
|
10
Suppo
|
8
Suppo
|
31,36
|
3,94
|
0,51
%
|
3,90
|
0,51
%
|
|||
3,94
|
0,51
%
|
|||
3,90
|
0,51
%
|
|||
3,90
|
0,51
%
|
|||
3,90
|
0,51
%
|
|||
3,91
|
0,25
%
|
|||
3,34
|
0,51
%
|
B.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami akan
membuat sediaan solid yaitu suppositoria menggunakan basis oleum cacao. Adapun bahan obat yang
digunakan adalah paracetamol.Suppositoria ini digunakan untuk rektal sebagai
obat penuru demam jika penggunaan secara oral tidak memungkinkan.Adapun jumlah
suppositoria yang seharusnya berjumlah 10 suppo. Yang akan dikemas adalah 8 suppo. 2 suppo lainnya adalah cadangan.
Bahan-bahan yang digunakna adalah
paracetamol 2 g sebagai bahan obat (zat aktif).Oleum cacao 28,04 g sebagi
basis.Jumlah ini diperoleh dari pengurangan nilai tukar paracetsmol yang
diperoleh dari praktikum sebelumnya. Bahn tambahan yang digunakan adalah cera
flava.Penambahan cera flava dikarenakan oleum cacao relatif mempunyai titk
lebur yang dibawah suhu lingkungan,maka untuk menaikkan titik leburnya dapat
ditambahkan cera flava (4 %-6 %) tetapi penambahan bahan pengeras tidak boleh
berlebihan,sehingga mengganggu pelehan suppositoria tersebut.Pada praktikum
kali ini diguanakn cera flava sebanyak 5
% dari basis.
Pada pengerjaan suppositoria kali
ini pertama-tama semua
bahan ditimbang pada timbangan analitik.Basis yang ditimbang dibgi menjadi 3
bagian,cera flava yang ditimbang langsung dilebur diatas penangas air,karena
peleburannya memakan waktu yang cukup lama.Disisi lain paracetamol digerus
halus terlebih dahulu dalam lumping kemudian ditambahkan basis oleum cacao
sebesar 1/3 bagian,digerus sampai homogeny.Setelah cera flava dilebur campuan
paracetamol dan oleum cacao tadi dicampurkan kedalamnya hingga lebur,sesekali
diselingi dengan adukan agar semua bahan tercampur rata. Cetakan suppositoria
yang telah diolesi dengan paraffin liquid sebelumnya kemuadian disiapkan
didekat penangas.
Setelah
semua bahan melebur di cawan,maka dapat langsung dituang dari penangas dan
ditambahkan 2/3 oleum cacao sampai melebur. Pada saat penambahan
tersebut,ternyata keleburannya sedikit lama sehingga bahan yang telah lebur
sebelumnya menjadi keras atau beku
kembali. Maka dari itu cawan tersebut kembali diletakkan diatas penangas air
sampai semua bahan melebur setelah melebur, massa suppo diisi kedalam cetakan
hingga menggunung. Hal ini dilakukan
agar tidak menimbulkan lubang pada saat pembekuan.
Setelah
semuanya diisi (8 lubang),cetakan yang diisi diratakan dengan cutter lalu
suppositoria yang tidak memiliki lubang
dimasukkan kedalam kulkas sampai membeku.Setelah membeku, dikeluarkan lalu ditimbang
beratnya kemuadian dibungkus dengan aluminium foil dan siap untuk dikemas.
Alasan
pemilihan oleum cacao dibuat dalam bentuk suppositoria ditujukan untuk melebur
pada suhu tubuh. Karena oleum dibuat sebagai bahan dasar suppo yang
ditambahkan zat aktif. Jadi titik
leburnya akan menjadi 300-370. Obat yang larut dalam air akan dicampurkan dengan oleum cacao
pada umumnya memberi hasil pelepasan yang baik.
Tujuan suppositoria paracetamol dengan basis oleum
cacao yaitu untuk menurunkan panas dan meredakan rasa nyeri pada keadaan dimana
pemberian secara oral tidak memungkinkan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
hasil percobaan yang dilakukan,diperoleh hasil suppositoria yang bulat sebanyak
8 suppositoria menggunakan basis oleum cacao dan bahan aktif
paracetamol.Digunakan sebgai antipiretik keika penggunaan oral tidak
memungkinkan.
B. Saran
Sebaiknya
praktikan memperhatikan ketersediaan dan kelengkapan alat dan bahan yang akan
digunakan sebelum melaksanakan percobaan.Juga lebih menguasai materi praktikum
sehingga praktikum berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta
Lachman,Leon. 2008.
Teori dan Praktek Farmasi Industri Jilid II. Jakarta; Universitas Indonesia
Press
Syamsuni,A. 2005. Ilmu Resep. Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Tjay,T.H,dkk. 2005.
Obat-obat Penting Edisi VI Cetakan ke-9. Jakarta; PT Gramedia.
LAMPIRAN
·
Berat suppo keseluruhan
= 31,36
g
·
Berat rata-rata suppo = 3,92 g
Penyimpangan
= X 100 %
1.
Berat suppo 1= 3,94 g
Penyimpangan = x100 %
= x100 % = 0,51 %
2.
Berat suppo II = 3,90 g
Penyimpangan = x 100 %
= x 100% = 0,51 %
3.
Berat suppo III = 3,94
Penyimpangan = x 100 %
= x 100 % = 0,51 %
4.
Berat suppo IV = 3,90 g
Penyimpangan = x 100 %
= x 100 % = 0,51 %
5.
Berat suppo V = 3,90 g
Penyimpangan = x 100 %
= x 100 % = 0,51 %
6.
Berat suppo VI = 3,90 g
Penyimpangan = x 100 %
= x 100 % = 0,51 %
7.
Berat suppo VII = 3,90 g
Penyimpangan = x 100%
= x 100% = 0,51 %
8.
Berat suppo VIII = 3,94
Penyimpangan = x 100%
= x 100% = 0,51 %
Best Free Slots | Casino Online | No Deposit Bonus Codes
BalasHapusNo deposit bonuses come with a few extra spins. The first thing 벳 인포 that 강원도 출장안마 catches a gambler's eye is 통영 출장안마 the bonus. To claim the bonus, 수원 출장샵 you 용인 출장샵 simply need to click through a